Rabu, 18 Maret 2015

Arti "DEMOKRASI" Menurut Sudut Pandang Islam

DEMOKRASI itu berasal dari kata latin yang secara harfiah berarti Kekuasaan Untuk Rakyat. Atau oleh pendukungnya disebutkan sebagai: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat. Setiap orang, siapa pun dia, memiliki satu suara yang sama nilainya. Jadi, dalam demokrasi, yang dipresentasikan dalam bentuk Pemilihan Umum, suara seorang pelacur, suara seorang perampok, suara seorang penzina, suara seorang pembunuh, suara seorang munafik, dan suara seorang musuh Allah itu dianggap senilai dan sederajat dengan suara seorang ustadz yang benar-benar ustadz, atau dianggap sama dan sederajat dengan suara orang yang sungguh-sungguh memperjuangkan Islam.
Kenyataan inilah yang menegaskan jika sesungguhnya Islam tidak bersesuaian dengan demokrasi. Allah SWT di dalam al-Qur’an telah dengan tegas menyatakan jika semua manusia itu sama namun yang membedakannya adalah kadar ketakwaannya. Jadi dihadapan Allah SWT, orang yang sungguh-sungguh menjual hidupnya untuk meninggikan Islam itu tidaklah bisa dianggap sama dan sederajat dengan para perampok, pembunuh, dan penzina. Prinsip demokrasi nyata-nyata bertentangan dengan Prinsip Islam. Islam hanya mengenal Syuro, bukan demokrasi. Dalam Syuro, suara seorang ulama besar dan tinggil keilmuannya, yang terbukti perjalanan hidupnya bersih dari cacat dan cela, lebih tinggi dan bernilai ketimbang orang awam.
Pertentangan antara demokrasi dan syuro tersebut sesungguhnya wajar karena Demokrasi memang tidak dilahirkan dari rahim Islam. Demokrasi lahir dalam sejarah Barat, dari Plato. Dan adalah ironis, Plato sendiri, Sang Bapak Demokrasi, pun ternyata dalam hidupnya tidak menerapkan prinsip demokrasi ini. Plato memiliki ratusan budak yang bisa sesuka hatinya diperintah olehnya. Dan adalah juga kenyataan sejarah jika kerajaan Yunani tempat Plato hidup pun tidak pernah melaksanakan demokrasi. Demokrasi berkembang cepat setelah Revolusi Perancis yang terkenal dengan istilah Liberte, Egalite, dan Fraternite. Kedengarannya bagus, tapi kita harus kritis menelaahnya.