Minggu, 04 Mei 2014

MAKALAH PORIFERA



Kata Pengantar
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyusun makalah ini secara singkat untuk dapat memenuhi tugas dari guru pembimbing.
Dengan mempelajari/mengetahui tentang Porifera, sehingga kita bisa memperluas wawasan kita dalam ilmu pengetahuan alam.
Dalam menyusun makalah ini, tentu masih terdapat kekurangan maupun kekeliruan, baik bahasa maupun kalimatnya. Untuk itu, sebagai penulis kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif demi sempurnanya penyusunan makalah kami ini.
Selanjutnya, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu sampai makalah ini dicetak.
Akhirnya teriring doa semoga penjelasan dalam makalah ini dapat diterima oleh guru pembimbing.





Pontianak, 22 April 2012


Penulis



Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………            i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….           
Bab I. Pendahuluan…………………………………………………………………………………...…….1
A.     Latar Belakang………………………………………………………...…………….….………….1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………..………..………….1
C.     Tujuan Pembahasan……………………………………………………………...…….…………..1
Bab II. Pembahasan………………………………………………………………………………...……….2
A.     Ciri-Ciri Porifera………………………………………………………………………..………….2
B.     Kelompok Klasifikasi Filum Porifera……………….…………………………………..…………3
C.     Perkembangbiakan Porifera…………………………………………………..…………………4
Bab III. Kesimpulan………………………………………………………………………………………6
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………7

Bab I
Pendahuluan

A.Latar Belakang
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hewan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2.500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori ke dalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang mempunyai lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat “menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silica atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut dengan sponging. Sponsa terdapat diperairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada substrat, harus mempunyai cara untuk menyebarkan keturunannya ke tempat lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat “berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai, larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasarkan fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa hewan yang berkembang biak dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh beberapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan ke dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.

B. Rumusan Masalah
a. Apa ciri-ciri hewan Porifera?
b. Ada beberapa kelompokkah klasifikasi filum Porifera?
c. Apa perkembangbiakan Porifera?

C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui cirri-ciri hewan Porifera.
b. Mengetahui kelompok klasifikasi filum Porifera.
c. Mengetahui perkembangbiakan Porifera.


Bab II
Pembahasan

Porifera
A.     Ciri-ciri Porifera
1.      Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingakat rendah), (Metazoa=hewan bersel banyak) sebab walaupun tubuhnya sudah terdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana karena:
a)      Belum mempunyai organ tubuh yang khusus.
b)      Belum mempunyai sistem saraf, yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
c)      Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus. Pencernaan makanan secara intraseluler (pencernaan makanan dalam sel), karena masih intraseluler maka disebut Parazoa.
2.      Dinding tubuhnya berpori-pori maka disebut Porifera dan sudah mempunyai system canol.
3.      Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapisan, antara lain:
a)      Lapisan luar: tersusun dari dermal-dermal epithelium.
b)      Lapisan dalam: tersusun dari Choanocyte, deretan sel leher Choanocyle dilengkapi dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan luar dan dalam) terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.
4.      Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa spikula-spikula yang berasal dari Kapur, Silikat dan campuran Kapur dan Silikat. Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.
5.      Beberapa hidup di air tawar dan kebanyakan hidup di laut.
6.      Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa makanan, kemudian oleh flagella yang ada pada koanosit, zat-zat tadi akan ditangkap dan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh amoebosit maka sari-sari makanan akan diedarkan keseluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Diantara lapisan eksoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkin atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula berada. Porifera tidak memiliki sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain Choanocyt dan Myocyt, karena itu gerakan dari flagellum dari Choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan. Kemampuan Myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut dan mengendurnya sel tubuh sehingga Porocyt ataupun Osculum bisa membuka dan menutup.

B.     Kelompok Klasifikasi Filum Porifera
a)      Berdasarkan kerangka dalam tubuhnya maka Porifera dibagi dalam 3 kelas (class), yaitu:
1.      Class Calcarea
Ordo: Homocoela dan Heterocoela
2.      Class Hexactinellida
Ordo: Hyelonema
3.      Class Desmospongiae
Ordo: Tetratcinellida, Monaxonida dan Keratosa.
b)      Berdasarkan sistem saluran canal maka Porifera mempunyai 3 tipe, yaitu:
1.      Tipe Ascon
Ciri-ciri:
-Dinding tubuh tipis
-Dilengkapi dengan canal yang langsung bermuara kedalam Spongocoel
-Dindingnya dilengkapi dengan Chodnocyte
2.      Tipe Sycon
Ciri-ciri:
-Pada prinsipnya sama dengan Ascon
-Dinding Spongocoel mengadakan pelekukan ke daerah epidermis sehingga membentuk:
a. Radial Canal
    Yaitu canal-canal horizontal yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher.
b. Incurent Canal
    Yaitu saluran masuk yang satu dengan yang lain.
c. Prosphyle
    Yaitu lubang dimana air mulai masuk.
d. Apophyle
    Yaitu lubang  dimana air masuk dari radial canal kedalam Spongocoel.
3.      Tipe Leucon
Ciri-ciri:
Dinding tubuh dilengkapi dengan Musenchum yang tebal dan di dalamnya terdapat sistem canal yang bercabang-cabang dan komplex. Dimana pada suatu tempat sistem canal tersebut membulat dan membentuk rongga yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Chronocyte).
            Dari ketiga tipe tersebut pada prinsipnya mempunyai lapisan dinding tubuh yang sama yaitu:
1.      Epidermis (lapisan luar): tersusun dari dermal epithelium.
2.      Mesoglea: zat antara yang berupa gelatin.
Pada mesoglea terdapat:
a.       Porocyte, terletak diantara sekitar pori.
b.      Scleroblast, membentuk specula/kerangka.
c.       Archeocyte, merupakan sel Emoebocyte Embryonal dan dapat membentuk sel lain. Misal: sel reproduktif.
3.      Endodermis (lapisan dalam): terdiri dari jajaran sel leher.

Cara makan:
1)      Makanan masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori makanan berikut bersama aliran air bisa disebabkan oleh aktifitas flagellum melalui sistem canal dan sampailah pada choanocyte.
2)      Makanan tersebut ditampung oleh choanocyte (yang didalamnya berbentuk corong) dan kemudian dicerna oleh choanocyte.
3)      Makanan yang sudah dicerna kemudian ditransfer ke sel amoebacyte dan diedarkan keseluruh tubuh oleh sel amoebacyte ini.
4)      Makanan berupa sisa organism yang mati dan plankton.
5)      Sisa metabolisme dikeluarkan melalui sistem canal yang akhinya dibuang melalui oscolum.
6)      Demikian pula cara pengambilan O2 dan pengeluaran CO2  juga melalui system canal secara difusi.

C.     Perkembangbiakan Porifera
1.      Asexsual
a.       Membentuk kuncup
Kuncup tumbuh menjadi besar dan kemudian ada yang lepas dari induknya dan menjadi Porifera baru, dan ada juga yang tetap melekat pada induknya sehingga membentuk koloni.
b.      Membentuk butir gemmulae
Butir gemmulae ini berasal dari sel archeocyte yang berada dalam Menaglea. Kemudian butir gemmulae ini dibungkus dengan spicula sehingga menjadi resisten/tahan terhadap keadaan buruk dan terbentuklah semacam cyste. Dengan demikian gemmulae ini tahan terhadap kekeringan.
Jika kekeringan, induk Porifera akan pecah berhamburan tetapi butir gemmulae ini bisa tetap bertahan hidup. Jika keadaan lingkungan baik, maka gemmulae ini menjadi Porifera baru.
2.      Sexual
·         Ada yang hermaphrodite (sel kelamin terdapat pada satu individu).
·         Ada yang sel kelaminnya terpisah pada individu yang berbeda (ada alat kelamin ♂ dan ♀)
·         Baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel archeocyte yang ada dalam Mesenchym.
·         Sel kemudian akan tinggal dalam Mesenchym yang nantinya akan dibuahi oleh spermatozoid.
·         Setelah terjadi pembuahan, maka terjadilah zygot.
·         Zygot membelah lagi menjadi larva yang disebut Amphliblastula.
·         Amphliblastula akan keluar dari induknya bersama aliran air melalui oscolum dan untuk sementara waktu berenang-renang.
·         Jika sudah mendapat tempat perlekatan maka akan tumbuh menjadi Porifera baru.


Bab III
Kesimpulan

Filum Porifera sudah ada di laut sejak zaman Prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu. Berdasarkan catatan fosil, asal usul hewan Porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari protozoa jenis Choanoflagellata.
“Hewan spons” itulah sebutan untuk filum Porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini berlubang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5.000-10.000 spesies dan hanya 150 spesies yang hidup di air tawar.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generative maupun vegetative. Reproduksi generative yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetative dengan pembentukan tunas maupun kuncup. Ketika kuncup ataupun tunas-tunas lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat digunakan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

























Daftar Pustaka

http://imamfends.blogspot.com/2011/03/makalah-porifera.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar