Kata Pengantar
Marilah
kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa
menyusun makalah ini secara singkat untuk dapat memenuhi tugas dari guru
pembimbing.
Dengan
mempelajari/mengetahui tentang Porifera, sehingga kita bisa memperluas wawasan
kita dalam ilmu pengetahuan alam.
Dalam
menyusun makalah ini, tentu masih terdapat kekurangan maupun kekeliruan, baik
bahasa maupun kalimatnya. Untuk itu, sebagai penulis kami sangat mengharapkan
saran dan kritikan yang konstruktif demi sempurnanya penyusunan makalah kami
ini.
Selanjutnya,
tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu sampai
makalah ini dicetak.
Akhirnya
teriring doa semoga penjelasan dalam makalah ini dapat diterima oleh guru
pembimbing.
Pontianak, 22 April 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar …………………………………………………………………………………… i
Daftar
Isi ………………………………………………………………………………………….
Bab
I. Pendahuluan…………………………………………………………………………………...…….1
A.
Latar
Belakang………………………………………………………...…………….….………….1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………………..………..………….1
C.
Tujuan
Pembahasan……………………………………………………………...…….…………..1
Bab
II. Pembahasan………………………………………………………………………………...……….2
A.
Ciri-Ciri
Porifera………………………………………………………………………..………….2
B.
Kelompok
Klasifikasi Filum Porifera……………….…………………………………..…………3
C.
Perkembangbiakan
Porifera…………………………………………………..…………………4
Bab
III. Kesimpulan………………………………………………………………………………………6
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………………………7
Bab
I
Pendahuluan
A.Latar
Belakang
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori
berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa
atau mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hewan
yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira
2.500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar
hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai
pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori ke dalam rongga di dalam tubuh
dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan
dibuang melalui oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara
kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak
disebut mesoglea. Sel-sel yang mempunyai lapisan dalam mempunyai flagea, yang
mengatur aliran sel-sel ini dapat “menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh.
Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat
dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silica atau kapur (kalsium karbonat).
Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang
disebut dengan sponging. Sponsa terdapat diperairan yang dangkal di daerah
tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang
melekat pada substrat, harus mempunyai cara untuk menyebarkan keturunannya ke
tempat lain.
Untuk
tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat “berenang” dengan bebas.
Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup
yang sesuai, larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasarkan fosil porifera yang ditemukan
menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di
bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa hewan yang berkembang biak dari sponsa.
Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh
karena itu oleh beberapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan ke dalam suatu
kelompok yang disebut parasoa.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa ciri-ciri hewan
Porifera?
b. Ada beberapa
kelompokkah klasifikasi filum Porifera?
c. Apa
perkembangbiakan Porifera?
C.
Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui
cirri-ciri hewan Porifera.
b. Mengetahui kelompok
klasifikasi filum Porifera.
c. Mengetahui
perkembangbiakan Porifera.
Bab
II
Pembahasan
Porifera
A.
Ciri-ciri
Porifera
1.
Sudah
merupakan Metazoa (Metazoa tingakat rendah), (Metazoa=hewan bersel banyak)
sebab walaupun tubuhnya sudah terdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya
masih sederhana karena:
a)
Belum
mempunyai organ tubuh yang khusus.
b)
Belum
mempunyai sistem saraf, yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
c)
Belum
mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus. Pencernaan makanan secara
intraseluler (pencernaan makanan dalam sel), karena masih intraseluler maka
disebut Parazoa.
2.
Dinding
tubuhnya berpori-pori maka disebut Porifera dan sudah mempunyai system canol.
3.
Dinding
tubuhnya terdiri dari 2 lapisan, antara lain:
a)
Lapisan
luar: tersusun dari dermal-dermal epithelium.
b)
Lapisan
dalam: tersusun dari Choanocyte, deretan sel leher Choanocyle dilengkapi dengan
Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan luar dan dalam) terhadap zat antara
berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.
4.
Tubuh
dilengkapi kerangka yang berupa spikula-spikula yang berasal dari Kapur,
Silikat dan campuran Kapur dan Silikat. Kerangka tersebut terdapat didalam
lapisan Mesogles.
5.
Beberapa
hidup di air tawar dan kebanyakan hidup di laut.
6.
Pada
tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa
makanan, kemudian oleh flagella yang ada pada koanosit, zat-zat tadi akan ditangkap
dan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh
amoebosit maka sari-sari makanan akan diedarkan keseluruh tubuh. Air yang sudah
tidak mengandung zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan
melalui oskulum. Diantara lapisan eksoderm dan endoderm terdapat rongga yang
disebut mesenkin atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang
merupakan penyusun rangka atau spikula berada. Porifera tidak memiliki sel
saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain Choanocyt
dan Myocyt, karena itu gerakan dari flagellum dari Choanocyt tergantung pada
keadaan lingkungan. Kemampuan Myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut
dan mengendurnya sel tubuh sehingga Porocyt ataupun Osculum bisa membuka dan
menutup.
B.
Kelompok
Klasifikasi Filum Porifera
a)
Berdasarkan
kerangka dalam tubuhnya maka Porifera dibagi dalam 3 kelas (class), yaitu:
1.
Class
Calcarea
Ordo: Homocoela
dan Heterocoela
2.
Class
Hexactinellida
Ordo: Hyelonema
3.
Class
Desmospongiae
Ordo: Tetratcinellida,
Monaxonida dan Keratosa.
b)
Berdasarkan
sistem saluran canal maka Porifera mempunyai 3 tipe, yaitu:
1.
Tipe
Ascon
Ciri-ciri:
-Dinding tubuh tipis
-Dilengkapi dengan canal yang langsung bermuara
kedalam Spongocoel
-Dindingnya dilengkapi dengan Chodnocyte
2.
Tipe
Sycon
Ciri-ciri:
-Pada prinsipnya sama dengan Ascon
-Dinding Spongocoel mengadakan pelekukan ke daerah
epidermis sehingga membentuk:
a. Radial Canal
Yaitu canal-canal
horizontal yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher.
b.
Incurent Canal
Yaitu
saluran masuk yang satu dengan yang lain.
c. Prosphyle
Yaitu
lubang dimana air mulai masuk.
d. Apophyle
Yaitu
lubang dimana air masuk dari radial
canal kedalam Spongocoel.
3.
Tipe
Leucon
Ciri-ciri:
Dinding
tubuh dilengkapi dengan Musenchum yang tebal dan di dalamnya terdapat sistem
canal yang bercabang-cabang dan komplex. Dimana pada suatu tempat sistem canal
tersebut membulat dan membentuk rongga yang dindingnya dilengkapi dengan
sel-sel leher (Chronocyte).
Dari ketiga tipe tersebut pada
prinsipnya mempunyai lapisan dinding tubuh yang sama yaitu:
1.
Epidermis
(lapisan luar): tersusun dari dermal epithelium.
2.
Mesoglea:
zat antara yang berupa gelatin.
Pada
mesoglea terdapat:
a.
Porocyte,
terletak diantara sekitar pori.
b.
Scleroblast,
membentuk specula/kerangka.
c.
Archeocyte,
merupakan sel Emoebocyte Embryonal dan dapat membentuk sel lain. Misal: sel
reproduktif.
3.
Endodermis
(lapisan dalam): terdiri dari jajaran sel leher.
Cara makan:
1)
Makanan
masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori makanan berikut bersama aliran air bisa
disebabkan oleh aktifitas flagellum melalui sistem canal dan sampailah pada
choanocyte.
2)
Makanan
tersebut ditampung oleh choanocyte (yang didalamnya berbentuk corong) dan
kemudian dicerna oleh choanocyte.
3)
Makanan
yang sudah dicerna kemudian ditransfer ke sel amoebacyte dan diedarkan
keseluruh tubuh oleh sel amoebacyte ini.
4)
Makanan
berupa sisa organism yang mati dan plankton.
5)
Sisa
metabolisme dikeluarkan melalui sistem canal yang akhinya dibuang melalui
oscolum.
6)
Demikian
pula cara pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 juga melalui system canal secara
difusi.
C.
Perkembangbiakan
Porifera
1.
Asexsual
a.
Membentuk
kuncup
Kuncup
tumbuh menjadi besar dan kemudian ada yang lepas dari induknya dan menjadi
Porifera baru, dan ada juga yang tetap melekat pada induknya sehingga membentuk
koloni.
b.
Membentuk
butir gemmulae
Butir
gemmulae ini berasal dari sel archeocyte yang berada dalam Menaglea. Kemudian
butir gemmulae ini dibungkus dengan spicula sehingga menjadi resisten/tahan
terhadap keadaan buruk dan terbentuklah semacam cyste. Dengan demikian gemmulae
ini tahan terhadap kekeringan.
Jika
kekeringan, induk Porifera akan pecah berhamburan tetapi butir gemmulae ini
bisa tetap bertahan hidup. Jika keadaan lingkungan baik, maka gemmulae ini
menjadi Porifera baru.
2.
Sexual
·
Ada
yang hermaphrodite (sel kelamin terdapat pada satu individu).
·
Ada
yang sel kelaminnya terpisah pada individu yang berbeda (ada alat kelamin ♂ dan
♀)
·
Baik
ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel archeocyte yang ada dalam
Mesenchym.
·
Sel
kemudian akan tinggal dalam Mesenchym yang nantinya akan dibuahi oleh
spermatozoid.
·
Setelah
terjadi pembuahan, maka terjadilah zygot.
·
Zygot
membelah lagi menjadi larva yang disebut Amphliblastula.
·
Amphliblastula
akan keluar dari induknya bersama aliran air melalui oscolum dan untuk
sementara waktu berenang-renang.
·
Jika
sudah mendapat tempat perlekatan maka akan tumbuh menjadi Porifera baru.
Bab
III
Kesimpulan
Filum Porifera sudah ada di laut sejak zaman
Prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu. Berdasarkan catatan fosil, asal
usul hewan Porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari protozoa
jenis Choanoflagellata.
“Hewan spons” itulah sebutan untuk filum Porifera,
disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini berlubang-lubang kecil (pori).
Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan
sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5.000-10.000 spesies dan
hanya 150 spesies yang hidup di air tawar.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara
generative maupun vegetative. Reproduksi generative yaitu dengan sel-sel
kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius
atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin
sekaligus. Reproduksi vegetative dengan pembentukan tunas maupun kuncup. Ketika
kuncup ataupun tunas-tunas lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila
Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau
kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat digunakan
sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga
dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.
Daftar
Pustaka
http://imamfends.blogspot.com/2011/03/makalah-porifera.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar