BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa
ini, masih banyak dari kita yang mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat
menetapkan upah para pekerjanya. Berbagai masalah sosial sering terjadi
misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut perbedaan kemampuan, pendidikan
dan pengalaman. Jika suatu perusahaan bisa mengatur antara upah tenaga kerja
serta tingkat produktivitasnya maka, perusahaan bisa memperoleh keuntungan
maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja, salah satu contoh
di dalam menentukan upah riil dan upah uang.
Hal
ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja
dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat
mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis
pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, dan
pasar monopoli bilateral.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian upah uang dan upah riil?
2. Apa hubungan antara produktivitas dan upah?
3. Bagaimana penentuan upah di berbagai bentuk
pasar tenaga kerja?
4. Apa faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan
upah?
1.3
Tujuan dan Manfaat
1. Dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dan bekerja sama dalam kelompok dengan baik.
2. Memberi pelatihan berbasis kompetensi untuk
mengembangkan keterampilan mengamati dan mendokumentasikan semua aspek yang
berkaitan dengan penentuan upah di pasar tenaga kerja.
3. Mengetahui pengertian upah uang dan upah
riil.
4. Mengetahui penentuan upah di berbagai bentuk
pasar tenaga kerja.
5. Mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan
perbedaan upah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 UPAH UANG DAN
UPAH RIIL
Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua
jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada
pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan
sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan. Sedangkan
upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang pekerjaannya
berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan
buruh kasar. Berbeda dengan teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai
pembayaran atas jasa – jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga
kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat
dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti pembayaran kepada
pekerja.
2.1.1 PERBEDAAN DAN UPAH UANG UPAH
RIIL
Dalam
jangka panjang sejumlah tertentu upah pekerja mempumyai kemampuan yang semakin
sedikit di dalam membeli barang dan jasa. Hal tersebut disebabkan kenaikan
barang dan jasa tersebut yang berlaku dari waktu ke waktu. Meskipun kenaikan
tersebut tidak serentak, hal tersebut tidak menimbulkan peningkatan
keejahteraan bagi pekerja. Untuk mengatasi hal tersebut ahli ekonomi membuat
dua perbedaan antara pengertian upah, yaitu upah uang dan upah riil. Upah
uang adalah jumlah uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai
pembayaran ke atas tenaga mental dan fisik para pekerja dalam proses produksi. Upah riil adalah tingkat upah pekerja
yang yanghdiukur dsari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk memenuhikebutuhan para pekerja.
2.1.2 CARA MENGHITUNG UPAH RIIL
Perbedaan keinginan pekerja menyebabkan
efek berbeda kepada tingkat kesejahteraan antara para pekerja, sehingga hal
tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk menunjukkan harga yang
berlaku dalam suatu perekonomian dai tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal
tersebut biasanya setiap negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau
ukuran yang memberikan gambarang tentang rata – rata dari perubahan harga
dari waktu ke waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil
pekerja dari tahun ke tahun.
2.2 HUBUNGAN ANTARA
PODUKTIVITAS DAN UPAH
Upah riil basanya diberikan kepada tenaga
kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam perusahaan. Data – data
mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan antara upah dengan
produktivitas pekerja.
2.2.1 PRODUKTIVITAS DAN UPAH RIIL
Rumus
yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil dan produktivitas
pekerja ditujukkan oleh teori permintaan ke atas faktor produksi.
Dimisalkan harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat tenaga
kerjanya sama, maka mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang akan
mencerminkan hasil penjualan yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan penawaran
tenaga kerja di pasar lebih tinggi yang berakibat meningkatkan permintaan
tenaga kerja. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan keadaan di mana jika
produktivitas tinggi, upah riil tenaga kerja akan semakin tinggi.
2.2.2 SUMBER – SUMBER KENAIKAN
PRODUKTIVITAS
Dalam
hal ini produktivitas dapat didefinisikan sebagai produksi barang yang
diciptakan oleh pekerja pada suatu waktu tertentu. Kenaikkan produktivitas
berarti pekerja tersebut menghasilkan barang dengan jumlah olebih banyak dalam
waktu yang singkat. Kemajuan produktivitas pekerja disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Kemajuan Teknologi
Produksi
Hal
tersebut menimbulkan dua akibat penting dalam kegiatan produksi. Pertama,
kemajuan teknologi memungkinkan penggantian kegiatan ekonomi dari
menggunakan binatang dan manusia kepada mesin. Pengembangan ini menyebabkan
kemajuan produktivitas. Misalnya sebelum terjadinya kemajuan teknologi yang
mengerjakan pembajakan tanah adalah manusia dan hewan, namun setelah adanya
kemajuan teknologi maka yang mengerjakan pembajakan tersebut adalah mesin yang
berakibat meningkatkan produktivitas pembajakan tanah tersebut.
2. Pertambahan
Kepandaian dan Ketrampilan Tenaga Kerja
Kemajuan
ekonomi dapat menimbulkan beberapa akibat yang akhirnya akan meninggikan
kepandaian dan ketrampilan tenaga kerja, diantaranya adalah semakin tingginya
taraf kesehatan masyarakat, taraf latihan dan pendidikan teknik, dan menambah
pengalaman dalam pekerjaan. Dan pengeluaran pemerintah dalam
mengembangkan bidang – bidang tersebut dinamakan investasi ke atas modal
manusia.
3. Perbaikan dalam Organisasi dan Masyarakat
Hal
ini dapat menyebabkan kemajuan produktivitas, misalnya dengan adanya perbaikan
infrastruktur, seperti jaringan jalan raya, telekomunikasi, maka distribusi ke
daerah – daerah yang sebelumnya tidak dapat dijangkau perusahaan menjadi dengan
mudah dijangkau, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja dalam suatu
perusahaan.
2.3 PENENTUAN UPAH DI BERBAGAI BENTUK PASAR
TENAGA KERJA
Seperti juga dengan pasar barang, pasar
tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga
kerja yang terpenting adalah:
1. Pasar tenaga kerja yang bersifat
persaingan sempurna.
2. Pasar tenaga kerja monopsoni.
3. Pasar tenaga kerja monopoli di pihak
pekerja.
4. Pasar monopoli di kedua belah pihak
yaitu pengusaha dan pekerja (monopoli bilateral).
2.3.1 Persaingan Sempurna dalam Pasar
Tenaga Kerja
Kurva
permintaan ke atas tenaga kerja, seperti juga kurva permintaa ke atas sesuatu
barang, bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti permintaan ke
atas tenaga kerja bersifat: semakin tinggi / rendah upah tenaga kerja,
semakin sedikit / banyak permintaan ke atas tenaga kerja.
2.3.2 Pasar
Tenaga Kerja Monopsoni
Monopsoni
berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya
banyak. Berarti pasar tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di pihak
perusahaan. Untuk menerangkan penentuan upah di pasar monopsoni digunakan dua
pendekatan yaitu:
1. Penentuan Upah:
Contoh Angka
Tabel 1.1
Upah dan Penggunaan Tenaga Kerja dalam Pasar Tenaga
Kerja Monopsoni
Jumlah Pekerja (1)
|
Tingkat Upah
per pekerja (2)
|
Biaya Total Tenaga Kerja (Jumlah Upah)
(3)
|
Biaya Marjinal Tenaga Kerja
(4)
|
Hasil Penjualan Produksi Marjinal
(5)
|
0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
Rp 3.000
|
Rp 3.000
|
Rp 3.000
|
Rp 15.000
|
2
|
Rp 4.000
|
Rp 8.000
|
Rp 5.000
|
Rp 14.000
|
3
|
Rp 5.000
|
Rp 15.000
|
Rp 7.000
|
Rp 13.000
|
4
|
Rp 6.000
|
Rp 24.000
|
Rp 9.000
|
Rp 12.000
|
5
|
Rp 7.000
|
Rp 35.000
|
Rp 11.000
|
Rp 11.000
|
6
|
Rp 8.000
|
Rp 48.000
|
Rp 13.000
|
Rp 10.000
|
7
|
Rp 9.000
|
Rp 63.000
|
Rp 15.000
|
Rp 9.000
|
Kolom
(1) dan (2) berturut-turut menunjukkan jumlah tenaga kerja dan tingkat upah.
Dapat dilihat bahwa makin besar jumlah tenaga kerja pekerja makin tinggi
tingkat upah yang dibayar kepada setiap pekerja. Sebagi contoh apabila 2 tenaga
kerja digunakan, upah setiap pekerja adalah Rp 4000,00 dan apabila 3 tenaga
kerja digunakan upah setiap pekerja adalah Rp 5000,00. Kolom (3) menunjukkan
biaya total tenaga kerja. Angka dalam kolom tersebut diperoleh dari mengalikan
jumlah tenaga kerja dan tingkat upah. Kolom (4) biaya marjinal tenaga kerja
atau tambahan biaya tenaga kerja apabila satu unit tenaga kerja baru digunakan
adalah Rp 7000,00. Untuk memudahakan analisis dimisalakan MRP untuk berbagai
penggunaan tenaga kerja pada kolom (5) produksi marjinal.
2.3.3 Monopoli
dari Pihak Tenaga Kerja
Dengan
tujuan agar mereka dapat memperoleh upah dan fasilitas buka keuangan yang lebih
baik, tenaga kerja dapat menyatukan diri di dalam serikat buruh atau persatuan
tenaga kerja. Serikat buruh adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan agar
para pekerja dapat, sebagai suatu kesatuan, membicarakan atau menuntut
syarat-syarat kerja tertentu dengan para pengusaha. Setelah bermufakat dengan
anggota-anggotanya, pimpinan persatuan pekerja akan menuntut upah dan
syarat-syarat kerja lain kepada para pengusaha. Tindakan seperti ini
menyebabakan tenaga kerja mempunyai kekuasaan monopoli ke atas tenaga kerja
yang ditawarkan.
Penentuan
upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli pihak pekerja dibedakan
menjadi tiga keadaan yaitu:
1.
Upah Yang Lebih Tinggi
Kalau
organisasi serikat buruh dapat meliputi dan mewakili sebagian besar tenaga
kerja di dalam suatu industri, kemampuannya untuk menentukan tingkat upah
adalah sangat besar. Apabila tuntutan serikat buruh tersebut tidak dapat
dipenuhi para pengusaha, serikat buruh tersebut dapat membuat ancaman (misalnya
mogok kerja) yang akan menimbulkan implikasi yang sangat buruk kepada
perusahaan-perusahaan.
2.
Membatasi Penawaran
Tenaga Kerja
Terdapat
organisasi serikat buruh / persatuan pekerja yang bersifat sangat khusus
misalnya persatuan sekretaris, persatuan ahli teknik, persatuan dokter, dan
sebagainya. Persatuan-persatuan seperti ini dapat mempengaruhi upah yang mereka
terima dengan cara membatasi penawaran mereka. Salah satu caranya adalah dengan
membatasi keanggotaan mereka, dan melarang bukan anggota untuk menjalankan
kegiatan di daerah yang diliputi oleh persatuan tersebut.
3.
Menambah Permintaan
Tenaga Kerja
Kedua-dua
cara serikat buruh untuk menaikkan upah diatas, mencapai tujuannya dengan
membuat suatu pengorbanan yang cukup serius, yaitu dengan mengurangi penggunaan
tenaga kerja. Kekuasaan monopoli yang dimiliki pekerja menyebabkan setiap
pekerja memperoleh upah yang lebih tinggi dari upah yang didalam pasar
persaingan sempurna, akan tetapi tenaga kerja yang digunakan
perusahaan-perusahaan adalah lebih sedikit dari pada apabila pasar tenaga kerja
berbentuk pasar persaingan sempurna.
Kelemahan
diatas dapat dihindari apabila penekanan dari usaha serikat buruh dalam
memperbaiki nasib anggota-anggotanya ialah dengan berusaha menambah permintaan
keatas tenaga kerja. Apabila usaha itu berhasil, bukan saja upah akan menjadi
bertambah tinggi tetapi jumlah tenaga kerja yang akan digunakan akan bertambah
banyak pula.
2.3.4 Pasar
Tenaga Kerja Monopoli Bilateral
1.
Menentukan
tigkat upah apabila pasar tenaga kerja adalah monopsoni.
2.
Penentuan
tingkat upah apabila pasar tenaga kerja adala monopoli.
Dari
analisis tersebut dapat dilihat bahwa didalam pasar monopsoni upah adalah lebih
rendah dibandingkan di pasar persaingan sempurna, sedangkan sipasar monopoli
upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna. Dengan demikian upah
mencapai tingkat yang berbeda sekali didalam dua pasar tersebut.
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG
MENIMBULKAN PERBEDAAN UPAH
Faktor-faktor
penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja
didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan adalah :
1. Perbedaan corak
permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan.
2. Perbedaan dalam
jenis-jenis pekerjaan.
3. Perbedaan kemampuan,
keahlian dan pendidikan.
4. Terdapat pertimbangan
bukan keuangan dalam memilih pekerjaan.
5. Ketidaksempurnaan dalam
mobilitas tenaga kerja.
2.4.1
Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Permintaan
dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar
peranannya dalam menentukan upah disesuatu jenis pekerjaan. Didalam suatu
pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak
banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.
2.4.2 Perbedaan
Corak Pekerjaan
Kegiatan
ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut
merupakan pekeriaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja
akhir-akhir ini menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dari pada
pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga
fisik.
2.4.3 Perbedaan Kemampuan, Keahlian dan Pendidikan
Kemampuan,
keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja,
sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas masing-masing.
Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin
membutuhkan tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi
pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah.
2.4.4 Pertimbangan
Bukan Keuangan Dalam Memilih Pekerjaan
Daya
tarik sesuau pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan,
selan itu faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang seing kali
bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat
pertimbasngan yang tidak ssuai dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya
apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai dengan seorang
pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima
pekerjaan yang ditawarkan.
2.4.5 Mobilitas
Tenaga Kerja
Dalam
teori ini terdpat pemislan faktor-faktor produksi, dalam konteks
mobilitas tenaga kerja pemisalan ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja
terjadi perbedaan upah, maka tenaga kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang
upahnya lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua
jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada
pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan
sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan.
Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang
pekerjaannya berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang
batu, dan buruh kasar.
Upah riil basanya diberikan kepada tenaga
kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam perusahaan. Data – data
mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan antara upah
dengan produktivitas pekerja.
Seperti juga dengan pasar barang, pasar
tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga
kerja yang terpenting adalah pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan
sempurna, pasar tenaga kerja monopsoni, pasar tenaga kerja monopoli di pihak
pekerja, dan pasar monopoli di kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja
(monopoli bilateral).
Faktor-faktor
penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja
didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan meliputi,
perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan, perbedaan dalam jenis-jenis
pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan, terdapat pertimbangan bukan keuangan
dalam memilih pekerjaan, ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
3.2 Saran
Secara pribadi penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan atau pun
kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
demi kelancaran dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Daftar
Pustaka
http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/makalah-upah-di-tenaga-kerja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar