Kepemimpinan
adalah bagian tersendiri dari manajemen dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen tersebut. Kepemimpinan yang efektif harus
memberikan pengarahan terhadap usaha semua bawahan dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasinya. Tanpa kepemimpinan, hubungan dalam
organisasi mungkin akan menjadi lemah. Oleh karena itu kepemimpinan
sangat diperlukan untuk kesuksesan suatu organisasi.
Menurut Keith Davis, ada empat ciri utama kepemimpinan yang sukses dalam organisasi, diantaranya :
- kecerdasan artinya seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam memimpin organisasinya agar dapat berjalan dengan baik
- kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas artinya seorang pemimpin harus memiliki kedewasaan dan kebijaksanaan dalam berpikir agar tidak terjadi perpecahan dalam organisasinya
- motivasi diri dan dorongan berprestasi artinya dengan motivasi diri dan dorongan prestasi, seorang pemimpin dapat bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan organisasinya
- sikap-sikap hubungan manusiawi artinya seorang pemimpin harus berhubungan baik dengan kemanusiaan agar diakui bahwa ia adalah pemimpin yang baik.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya.
Menurut White dan Lippit, ada tiga macam gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Otokratis, ciri-cirnya :
- semua kebijaksanaan dipegang oleh pemimpin
- teknik-teknik dan langkah-langkah kegiatan didikte oleh pemimpin setiap waktu
- pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bersama setiap anggota
- pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
Kebaikannya :
- keputusan dapat diambil secara tepat
- tipe ini baik digunakan pada bawahan yang kurang disiplin, kurang inisiatif, bergantung pada atasan kerja, dan kurang kecakapan
- pemusatan kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan terletak pada satu orang yaitu pemimpin.
Kelemahannya :
- dengan tidak diikutsertakannya bawahan dalam mengambil keputusan atau tindakan maka bawahan tersebut tidak dapat belajar mengenai hal tersebut
- kurang mendorong inisiatif bawahan dan dapat mematikan inisiatif bawahan tersebut
- dapat menimbulkan rasa tidak puas dan tertekan
- bawahan kurang mampu menerima tanggung jawab dan tergantung pada atasan saja.
Pemimpin yang otokratis biasa disebut diktator.
2. Demokratis, ciri-cirinya :
- semua kebijaksanaan diambil dengan cara kelompok diskusi dengan dorongan dan bantuan pemimpin
- langkah-langkah kegiatan didiskusikan oleh kelompok dengan arahan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih dari pemimpin, dalam gaya ini petunjuk-petunjuk teknik dapat diadakan bila perlu
- para anggota bebas bekerja dengan siapa saja dengan pembagian tugas yang ditentukan kelompok
- pemimpin adalah obyektif.
Kebaikannya :
- memberikan kebebasan lebih besar kepada kelompok untuk mengadakan kontrol terhadap supervisor
- merasa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan
- produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi memungkinkan.
- ada kesempatan untuk mengisi kebutuhan egoistisnya
- lebih matang dan bertanggung jawab terhadap status dan pangkat yang lebih tinggi
- kedua belah pihak (pemimpin dan bawahan) dapat saling mengenal dan saling mengerti lebih dalam tentang hubungan antara kemanusiaan
- mengurangi ketegangan dan konflik dalam kelompok.
Kelemahannya :
- harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi
- membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan
- memberikan persyaratan tingkat "skilled" (kepandaian) yang relatif tinggi bagi pimpinan
- diperlukan adanya toleransi yang besar pada kedua belah pihak karena jika tidak, dapat menimbulkan perselisihpahaman.
Contohnya negara kita Indonesia yang semua keputusan dari, oleh dan untuk rakyat.
3. Laissez Faire, ciri-cirinya :
- kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi pemimpin yang minimal
- bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya
- sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas
- pemimpin hanya kadang-kadang saja memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.
Kebaikannya :
- ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan kemampuannya, daya kreativitasnya untuk memikirkan dan memcahkan persoalan serta mengembangkan rasa tanggung jawab
- bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang ia anggap lebih penting dan tidak bergantung pada atasan sehingga proses lebih cepat.
Kelemahannya :
- bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, ada kemungkinan terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku dari bawahan serta dapat mengakibatkan salah tindak dan memakan banyak waktu bila bawahan kurang pengalaman
- pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas dan terpisah dari bawahan.
- kelompok dapat mngkambinghitamkan sesuatu, kurang stabil, frustasi, dan merasa kurang aman.
Mungkin ini yang disebut dengan gaya kepemimpinan liberal atau bebas.
Menurut Ralph dan Lippit, penggunaan tipe atau gaya kepemimpinan tersebut akan selalu berubah secara bergantian sesuai dengan perubahan situasi yang dihadapi oleh pemimpin bersangkutan. Dalam situasi tenang dan dalam menghadapi masalah-masalah memerlukan pikiran bersama antara pemimpin dan pelaksanaanya, dengan sendirinya saat memimpin memberikan pengarahan atau perintah yang kaku. Tetapi pada saat lain ia memberikan saran. Oleh karena itu, tidak ada gaya kepemimpinan yang lebih baik, semua tergantung pada situasi dan lingkungannya.
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinannya sendiri. Seorang pemimpin yang baik sangat bergantung pada kemampuan pemimpin tersebut dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada situasi kerja yang dihadapinya. Keberhasilan organisasi pada dasarnya ditopang oleh kepemimpinan yang efektif, dimana dengan kepemimpinannya itu dapat mempengaruhi bawahannya untuk membangkitkan motivasi kerja mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Keith Davis, ada empat ciri utama kepemimpinan yang sukses dalam organisasi, diantaranya :
- kecerdasan artinya seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam memimpin organisasinya agar dapat berjalan dengan baik
- kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas artinya seorang pemimpin harus memiliki kedewasaan dan kebijaksanaan dalam berpikir agar tidak terjadi perpecahan dalam organisasinya
- motivasi diri dan dorongan berprestasi artinya dengan motivasi diri dan dorongan prestasi, seorang pemimpin dapat bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan organisasinya
- sikap-sikap hubungan manusiawi artinya seorang pemimpin harus berhubungan baik dengan kemanusiaan agar diakui bahwa ia adalah pemimpin yang baik.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya.
Menurut White dan Lippit, ada tiga macam gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Otokratis, ciri-cirnya :
- semua kebijaksanaan dipegang oleh pemimpin
- teknik-teknik dan langkah-langkah kegiatan didikte oleh pemimpin setiap waktu
- pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bersama setiap anggota
- pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
Kebaikannya :
- keputusan dapat diambil secara tepat
- tipe ini baik digunakan pada bawahan yang kurang disiplin, kurang inisiatif, bergantung pada atasan kerja, dan kurang kecakapan
- pemusatan kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan terletak pada satu orang yaitu pemimpin.
Kelemahannya :
- dengan tidak diikutsertakannya bawahan dalam mengambil keputusan atau tindakan maka bawahan tersebut tidak dapat belajar mengenai hal tersebut
- kurang mendorong inisiatif bawahan dan dapat mematikan inisiatif bawahan tersebut
- dapat menimbulkan rasa tidak puas dan tertekan
- bawahan kurang mampu menerima tanggung jawab dan tergantung pada atasan saja.
Pemimpin yang otokratis biasa disebut diktator.
2. Demokratis, ciri-cirinya :
- semua kebijaksanaan diambil dengan cara kelompok diskusi dengan dorongan dan bantuan pemimpin
- langkah-langkah kegiatan didiskusikan oleh kelompok dengan arahan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih dari pemimpin, dalam gaya ini petunjuk-petunjuk teknik dapat diadakan bila perlu
- para anggota bebas bekerja dengan siapa saja dengan pembagian tugas yang ditentukan kelompok
- pemimpin adalah obyektif.
Kebaikannya :
- memberikan kebebasan lebih besar kepada kelompok untuk mengadakan kontrol terhadap supervisor
- merasa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan
- produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi memungkinkan.
- ada kesempatan untuk mengisi kebutuhan egoistisnya
- lebih matang dan bertanggung jawab terhadap status dan pangkat yang lebih tinggi
- kedua belah pihak (pemimpin dan bawahan) dapat saling mengenal dan saling mengerti lebih dalam tentang hubungan antara kemanusiaan
- mengurangi ketegangan dan konflik dalam kelompok.
Kelemahannya :
- harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi
- membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan
- memberikan persyaratan tingkat "skilled" (kepandaian) yang relatif tinggi bagi pimpinan
- diperlukan adanya toleransi yang besar pada kedua belah pihak karena jika tidak, dapat menimbulkan perselisihpahaman.
Contohnya negara kita Indonesia yang semua keputusan dari, oleh dan untuk rakyat.
3. Laissez Faire, ciri-cirinya :
- kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi pemimpin yang minimal
- bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya
- sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas
- pemimpin hanya kadang-kadang saja memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.
Kebaikannya :
- ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan kemampuannya, daya kreativitasnya untuk memikirkan dan memcahkan persoalan serta mengembangkan rasa tanggung jawab
- bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang ia anggap lebih penting dan tidak bergantung pada atasan sehingga proses lebih cepat.
Kelemahannya :
- bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, ada kemungkinan terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku dari bawahan serta dapat mengakibatkan salah tindak dan memakan banyak waktu bila bawahan kurang pengalaman
- pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas dan terpisah dari bawahan.
- kelompok dapat mngkambinghitamkan sesuatu, kurang stabil, frustasi, dan merasa kurang aman.
Mungkin ini yang disebut dengan gaya kepemimpinan liberal atau bebas.
Menurut Ralph dan Lippit, penggunaan tipe atau gaya kepemimpinan tersebut akan selalu berubah secara bergantian sesuai dengan perubahan situasi yang dihadapi oleh pemimpin bersangkutan. Dalam situasi tenang dan dalam menghadapi masalah-masalah memerlukan pikiran bersama antara pemimpin dan pelaksanaanya, dengan sendirinya saat memimpin memberikan pengarahan atau perintah yang kaku. Tetapi pada saat lain ia memberikan saran. Oleh karena itu, tidak ada gaya kepemimpinan yang lebih baik, semua tergantung pada situasi dan lingkungannya.
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinannya sendiri. Seorang pemimpin yang baik sangat bergantung pada kemampuan pemimpin tersebut dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada situasi kerja yang dihadapinya. Keberhasilan organisasi pada dasarnya ditopang oleh kepemimpinan yang efektif, dimana dengan kepemimpinannya itu dapat mempengaruhi bawahannya untuk membangkitkan motivasi kerja mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar