Jumat, 17 Januari 2014

MEKANISME PASAR



MEKANISME PASAR
PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Dalam kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran pada hakikatnya berhubungan dengan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Para produsen mengehendaki agar barang-barangnya laku di pasaran dengan harga yang tinggi sedangkan para konsumen menghendaki agar barang-barang kebutuhannya dibeli dengan harga yang rendah tetapi kualitasnya terjamin.
PERMINTAAN
  1. PENGERTIAN
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Permintaan berkaitan erat dengan konsumsi.
  1. FAKTOR YANG MENENTUKAN PERMINTAAN
a.       Harga Barang Lain
Hubungan suatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya dapat berfungsi sebagai barang pengganti (substitusi), barang pelengkap (komplementer), dan barang yang tidak berkaitan fungsinya.
Ø   Barang Substitusi : barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang lain. Harga barang substitusi dapat mempengaruhi permintaan barang  yang dapat digantikannya, misalnya kopi dan teh. Apabila harga kopi turun, permintaan teh akan berkurang.
Ø   Barang Komplementer : barang yang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya. Oleh karena itu, kenaikan atau penurunan permintaan atas barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang dilengkapinya. Jika, permintaan atas kopi dan teh bertambah, misalnya, permintaan gula cenderung bertambah. Sebaliknya apabila permintaan kopi turun, permintaan gula juga cenderung menurun.
Ø   Barang yang fungsinya tidak berkaitan : permintaan atas beras dan minyak goreng, misalnya, tidak mempunyai kaitan sama sekali. Perubahan permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.


b.      Pendapatan Masyarakat
Semakin tinggi permintaan yang diperoleh masyarakat, semakin besar keinginan untuk melakukan konsumsi. Dengan deminkian, perubahan dalan pendapatan akan menimbulkan perubahan atas permintaan berbagai jenis barang. Pengaruh pendapatan berbeda untuk setiap jenis barang.
Ø   Barang normal : barang yang permintaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan pendapatan. Apabila pendapatan seseorang naik, maka permintaan barang normal juga naik. Turunnya tingkat pendapatan juga akan menurunkan permintaan barang normal. Contonya, pakaian dan sepatu.
Ø   Barang inferior : barang dengan mutu/kualitas yang rendah. Biasanya barang inferior dikonsumsi saat pendapatan seseorang rendah. Contohnya, tiwul dan gaplek. 
c.       Selera Masyarakat
Selera mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang. Pada tahun 1980an, orang yang suka makan makanan siap saji/ makanan instan masih dapat dihitung dengan jari. Tapi, pada era 1990an sampai sekarang tidak terhitung banyaknya masyarakat yang mengonsumsi kedua jenis makanan ini.
d.      Jumlah Penduduk (Konsumen)
Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin tinggi permintaan atas barang dan jasa.
e.       Perkiraan dan Harapan Konsumen
Perkiraan atau harapan konsumen juga mempengaruhi permintaan. Misalnya, ketika masyarakat memperkirakan akan ada kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok pada masa-masa tertentu seperti menjelang hari raya agama, masyarakat berusaha mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok itu untuk mengantisipasi langkanya barang-barang tersebut menjelang masa-masa itu. Demikian juga, ketika orang berharap bahwa di masa depan harga barang tertentu, seperti perhiasan akan turun, permintaan akan barang tersebut juga akan rendah.
  1. PENGARUH HARGA TERHADAP PERMINTAAN
Pengaruh terhadap permintaan dijelaskan oleh hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum atau dalil ekonomi yang mengatakan bahwa permintaan terhadap suatu barang atau jasa cenderung turun jika harga barang atau jasa tersebut naik, dan sebaliknya, permintaan terhadap suatu barang atau jasa cenderung naik jika harga barang atau jasa tersebut turun, ceteris paribus (faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan adalah tetap).
Hubungan antara jumlah barang yang dibeli atau yang diminta dengan berbagai tingkat harga dapat dilihat lebih jelas dalam sebuah garis atau kurva permintaan. Garis atau kurva permintaan adalah sebuah garis atau kurva yang menghubungkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
  1. KURVA PERMINTAAN
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai : “Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli”. Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
JUMLAH BARANG PERMINTAAN PADA KOPERASI KANTOR 

PENAWARAN
1.      PENGERTIAN PENAWARAN
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Penawaran berkaitan erat dengan produksi. Produksi adalah kegiatan orang atau badan atau lembaga untuk menghasilkan atau menambah manfaat (nilai guna) suatu barang atau jasa. Oleh karena itu, tanpa ada kegiatan produksi, maka tidak akan ada penawaran.
2.      FAKTOR YANG MENENTUKAN PENAWARAN
a.       Harga Barang itu Sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum penawaran.
b.      Harga Barang yang Berkaitan
Jenis barang substitusi dan komplementer mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap penawaran suatu barang. Apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplemen, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya. Misalnya, parfum impor sebagai barang pengganti dari parfum lokal. Naiknya harga parfum impor membuat konsumen beralih ke parfum local. Sehingga penawaran parfum lokal meningkat.
c.       Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran barang.
d.      Biaya Produksi
Biaya produksi mempengaruhi tingkat harga dan jumlah barang yang akan ditawarkan oleh produsen. Biasanya produsen selalu menetapkan harga barang lebih tinggi daripada biaya produksi yang dikeluarkan agar mereka memperoleh keuntungan yang besar.
e.       Teknologi Produksi
Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktifitas, meningkatkan mutu barang, dan menciptakan barang-barang baru. Kemajuan teknoligi akan menyebabkan produksi bertambah lebih cepat dan biaya produksi semakin murah, sehingga keuntungan produsen semakin bertambah. Jadi, wajar apabila produsen menambah penawarannya seiring dengan semakin majunya tingkat teknologi.

f.       Jumlah Produsen
Semakin banyak jumlah produsen suatu barang atau jasa, tentu saja penawaran barang atau jasa tersebut akan meningkat.
g.      Harapan Produsen
Jika produsen memperkirakan dan mempunyai harapan bahwa situasi perekonomian akan semakin baik, maka mereka akan meningkatkan jumlah barang atau jasa yang akan mereka produksi. Dengan ini penawaran pun bertambah. Demikian juga sebaliknya.
3.      PENGARUH HARGA TERHADAP PENAWARAN
Pengaruh harga terhadap penawaran dijelaskan oleh hukum penawaran. Hukum penawaran adalah hukum atau dalil ekonomi yang mengatakan bahwa penawaran terhadap suatu barang atau jasa cenderung naik, jika harga barang atau jasa itu naik dan sebaliknya, penawaran terhadap suatu barang atau jasa cenderung turun jika harga barang atau jasa tersebut turun, ceteris paribus.
Hubungan antara jumlah barang yang dibeli atau yang dipasok atau yang ditawarkan dengan berbagai tingkat harga dapat dilihat lebih jelas dalam sebuah garis atau kurva penawaran. Garis atau kurva penawaran adalah sebuah garis atau kurva yang menghubungkan jumlah barang yang dipasok pada berbagai tingkat harga.
4.      KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai : “Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”. Jika penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas. Jika berkurang, maka kurva supply bergeser ke kiri atas. Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.

KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.    
Dengan kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
Catatan :         
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahaan di sisi permintaan dan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal.

CONTOH KASUS-KASUS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
KASUS I :
Harga Gula Pasir Naik Drastis
Selasa, 01/09/2009 - 14:04
            SUMBER, (PRLM).- Harga gula pasir di tingkat eceran saat ini naik drastis, dari Rp. 9.000,00/kg, menjelang pertengahan bulan puasa menjadi antara Rp. 10.500,00/kg - Rp. 12.000,00/kg. Kenaikan harga salah satu sembako ini diduga permintaan yang terus meningkat, apalagi, menjelang Lebaran. Muslim yang menjadi bagian terbesar penduduk Indonesia dalam mengonsumsi gula mengalami peningkatan.
            "Umat Muslim yang merupakan bagian penduduk terbesar di Indonesia memerlukan gula pasir lebih dari biasanya. Kebutuhan gula meningkat karena di samping untuk pemanis minuman, bikin kolak dan berbagai macam kue, apalagi pada saat mendekati Lebaran. Wajar saja kalau harga gula meningkat karena dipicu permintaan yang banyak," kata Ny. Nami, seorang pedagang di pasar Sumber, Kab. Cirebon, Selasa (1/9).
Menurut Nami, para pedagang tidak akan menaikkan harga, apabila harga dari agen atau distributor tidak mengalami kenaikan. Kalau dari tingkat yang lebih tinggi ada perubahan harga, tentunya secara otomatis berpengaruh ke bawahnya, seperti ke pengecer hingga kepada konsumen langsung harga pun menjadi semakin mahal.  
            Menanggapi kenaikan harga gula pasir yang tinggi, Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar, H.M. Anwar Asmali meminta, pemerintah agar berkomunikasi secara intensif dengan  pedagang besar  gula pasir, petani tebu dan institusi terkait, sehingga  harga salah  satu  kebutuhan  pokok  ini  dapat  terkendali. 
            Sementara rencana impor gula bukan merupakan solusi terbaik karena gula dalam negeri sekarang ini mencukupi. “Kami menginginkan harga gula pasir ini ada di kisaran Rp. 9.000,00/kg. Namun, kenyataannya harga gula pasir menembus hingga Rp. 10.000,00/kg. Sebagai solusi terbaiknya pemerintah harus turun tangan melindungi konsumen dan produsen dengan melakukan komunikasi secara baik.” kata Anwar Asmali.

KASUS II :
Kenaikan Harga Bawang
Liputan6.com, Jakarta :
Kenaikan harga bawang membawa dampak bagi pedagang di pasar, seperti Pasar Rebo dan Pasar Induk Keramat Jati. Alex Manihuruk, pedagang grosir bawang di pasar induk Kramat Jati, salah satunya. Dia mengatakan kenaikan harga bawang sangat memberatkan bagi dirinya. Mahalnya harga bawang membuat daya pembeli masyarakat selaku konsumen turun. "Pada saat itu harga bawang hanya berkisar Rp. 15.000,- hingga Rp. 17.000,-, kini melonjak menjadi harga Rp. 300.000,- hingga 50 ribuan, kenaikan ini terlalu jauh", ucap Alex saat ditemui liputan6.com, Senin (18/3/2013). Dia mengungkapknya biasanya mengambil 1,5 ton bawang dari distributor. Namun, kini hanya mampu mengambil 5-7 kwintal (1 Kwintal 100kg). Hal ini karena ketidakmampuan biaya, terlebih terjadi penurunan pembeli. "Biasa kami ambil 1,5 ton paling sedikit, tapi karena harga melonjak dan kami kurang modal hanya bisa mengambil 5-7 kwintal (100kg) tidak sampai 1 ton. Jadi berkurang karena daya pembeli tidak ada. Memang biasanya kalo ambil 1 ton, kami masih ada sisa 2 kwintal per hari, karena jam dibatasi sampai jam 9 malam, tidak 24 jam", ucap dia.
Ia menambahkan sejauh ini komoditas bawang yang didapatkan berasal dari Brebes Jawa Tengah, sedikit bawang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Sedangkan bawang impor dipasok dari negara seperti Thailand, Vietnam dan Afganistan. "Kita terima bawang dari bandar sini (pasar induk kramat jati) ada 12 orang. Kami dapat dari impor berasal dari negara Vitenam dan Afganistan dan Thailand. Kalau Bawang Brebes lumayan banyak permintaan, tapi kebanyakan permintaan bawang Vietnam", ucap dia sembari menambahkan jika dijual ke pedagang kecil bisa mencapai Rp. 80.000,- hingga Rp. 100.000,-/kg.         
            Sementara Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli menyikapi lompatan harga terlalu jauh lantaran bisnis pangan di Indonesia diatur dengan sistem kuota yang tidak transparan dan kompetitif. "Pada praktiknya, pembagian kuota impor ini juga terjadi karena pat gulipat antara pejabat dan pengusaha", tambah Rizal saat menemui pedagang bawang di pasar Induk Kramat Jati. Dia menuding dengan kenaikan itu menjadi sumber pendapatan pejabat dan untuk kepentingan politik. "Akibatnya negara rugi karena tidak memperoleh penerimaan yang semestinya. Sedangkan rakyat dirugikan karena harus membayar harga pangan lebih mahal daripada harga diluar negeri", pungkas dia. (Edo/Nur)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar